Terbesit sebuah cahaya dari balik jendela membangunkan dirinya dari lelap mimpi, terasa sudah tertidur puluhan tahun Nuta terbangun ditempat yang sama sekali tidak dikenalnya. Terakhir yang dirinya ingat hanya dirinya terlelap di sebuah kasur yang tidak bisa dibilang nyaman, namun saat ini dirinya terbangun di sebuah kamar sederhana namun mewah, dilengkapi dengan ornamen-ornamen yang belum pernah dilihat olehnya. Disaat dirinya mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi terakhir kali saat dirinya sadar terdengar ketukan dari balik pintu dan sebelum dirinya mengeluarkan kata satupun pintu telah terbuka dan dirinya melihat sesosok bayangan yang pernah dia kenal.
"Selamat pagi Nuta, bagaimana keadaan kamu saat ini?" Tanya sosok wanita tersebut.
",,,,"
"Sepertinya, dirimu belum sepenuhnya sadar ya?. Cepatlah bersiap-siap acaranya akan mulai sebentar lagi dan tidak akan pernah mulai jika kau masih disini." Setelah mengucapkannya Wanita tersebut pergi meninggalkan Nuta yang masih diliputi banyak pertanyaan dibenaknya.
Dengan melewati lorong-lorong yang ada dibalik pintu kamarnya, tanpa tujuan pasti ujung lorong akan mengarahkannya ke ruangan yang sama sekali tidak dia kenal. "Dimana aku ini sebenarnya?" Tanya Nuta dalam hati. Namun belum habis kebingungan yang dia rasakan terlihat kembali sosok wanita misterius yang membangunkan dirinya dari tidur lelapnya. Nuta melihat lambaian tangannya yang menyuruh dia mendekat, entah kenapa seperti terhipnotis Nuta mengikuti panggilan tersebut dan menghampiri gadis itu. "Ehm,,,bolehkan aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Nuta saat berada disebelah wanita tersebut.
Namun, ternyata wanita tersebut hanya menjawab dengan senyuman dan berjalan melewati Nuta dengan tenang, seakan-akan dirinya mengajak Nuta untuk mengikuti kemana dia pergi. Dan lagi-lagi Nuta entah mengapa mengikuti langkah kakinya untuk berjalan di belakang wanita tersebut. Namun, ribuan pertanyaan stelah terlintas dibenaknya, "Dimana ini?", "Siapa wanita tersebut?", "Bagaimana dirinya bisa sampai di tempat ini" Pertanyaan-pertanyaan yang selalu dia tanyakan setelah dia terbangun di tempat asing yang tidak pernah dia lihat.
"Silahkan masuk kedalam pintu tersebut." Akhirnya sang wanita tersebut berhenti dan menunjuk suatu pintu didepan mereka.
"Aaa, aku masuk kesana? Ada apa disana?" Tanya Nuta.
Namun, lagi-lagi wanita tersebut hanya tersenyum dan menunjuk pintu tersebut, seakan-akan meminta dirinya untuk membuka pintu tersebut sendiri dan memasukinya. Entah pikiran apa lagi sekarang yang ada didalan benak Nuta. Apapun pikiran, pikiran tersebut tidak menghalangi dirinya untuk maju dan membuka pintu yang ditunjuk oleh wanita misterius itu. Namun, baru selangkah dirinya berjalan dan menoleh kebelakang untuk bertanya pada wanita tersebut bahwa tidak apa-apa untuk membuka pintu tersebut, ternyata yang dilihatnya hanya lorong kosong tanpa ada bekas wanita tersebut ada dibelakangnya untuk mengantarkan dirinya ke Pintu besar ini.
Dengan segenap keyakina, akhirnya Nuta memberanikan diri untuk mendorong pintu tersebut hingga terbuka. Terlihat ruangan yang besar dan dilengkapi dengan meja-meja tinggi serta tempat duduk seperti tempat duduk raja dibalik meja-meja tersebut. Terlihat tidak ada siapapun disana, seluruh mata memandang hanya ada kegelapan yang menyelimuti ruangan tersebut dan juga rasa dingin yang menusuk kulit. bukan karena udara namun "Hawa" dingin yang terpancar dari dalam ruangan tersebut yang menusuk kulit bahkan tulang Nuta.
Selagi matanya memastikan untuk melihat dalam gelap tiba-tiba terbukalah salah satu pintu dan memunculkan beberapa orang masuk dalam ruangan dan disusul oleh pintu-pintu lain yang terbuka serta menambah orang yang berdatanganya hingga seluruh ruangan terasa hangat dan juga terasa sesak. Tanpa Nuta ketahui bahwa mereka ada Petinggi Aspicientis dan juga anggota-anggota kehormatan.
To be continue
Risnuta
"Selamat pagi Nuta, bagaimana keadaan kamu saat ini?" Tanya sosok wanita tersebut.
",,,,"
"Sepertinya, dirimu belum sepenuhnya sadar ya?. Cepatlah bersiap-siap acaranya akan mulai sebentar lagi dan tidak akan pernah mulai jika kau masih disini." Setelah mengucapkannya Wanita tersebut pergi meninggalkan Nuta yang masih diliputi banyak pertanyaan dibenaknya.
Dengan melewati lorong-lorong yang ada dibalik pintu kamarnya, tanpa tujuan pasti ujung lorong akan mengarahkannya ke ruangan yang sama sekali tidak dia kenal. "Dimana aku ini sebenarnya?" Tanya Nuta dalam hati. Namun belum habis kebingungan yang dia rasakan terlihat kembali sosok wanita misterius yang membangunkan dirinya dari tidur lelapnya. Nuta melihat lambaian tangannya yang menyuruh dia mendekat, entah kenapa seperti terhipnotis Nuta mengikuti panggilan tersebut dan menghampiri gadis itu. "Ehm,,,bolehkan aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Nuta saat berada disebelah wanita tersebut.
Namun, ternyata wanita tersebut hanya menjawab dengan senyuman dan berjalan melewati Nuta dengan tenang, seakan-akan dirinya mengajak Nuta untuk mengikuti kemana dia pergi. Dan lagi-lagi Nuta entah mengapa mengikuti langkah kakinya untuk berjalan di belakang wanita tersebut. Namun, ribuan pertanyaan stelah terlintas dibenaknya, "Dimana ini?", "Siapa wanita tersebut?", "Bagaimana dirinya bisa sampai di tempat ini" Pertanyaan-pertanyaan yang selalu dia tanyakan setelah dia terbangun di tempat asing yang tidak pernah dia lihat.
"Silahkan masuk kedalam pintu tersebut." Akhirnya sang wanita tersebut berhenti dan menunjuk suatu pintu didepan mereka.
"Aaa, aku masuk kesana? Ada apa disana?" Tanya Nuta.
Namun, lagi-lagi wanita tersebut hanya tersenyum dan menunjuk pintu tersebut, seakan-akan meminta dirinya untuk membuka pintu tersebut sendiri dan memasukinya. Entah pikiran apa lagi sekarang yang ada didalan benak Nuta. Apapun pikiran, pikiran tersebut tidak menghalangi dirinya untuk maju dan membuka pintu yang ditunjuk oleh wanita misterius itu. Namun, baru selangkah dirinya berjalan dan menoleh kebelakang untuk bertanya pada wanita tersebut bahwa tidak apa-apa untuk membuka pintu tersebut, ternyata yang dilihatnya hanya lorong kosong tanpa ada bekas wanita tersebut ada dibelakangnya untuk mengantarkan dirinya ke Pintu besar ini.
Dengan segenap keyakina, akhirnya Nuta memberanikan diri untuk mendorong pintu tersebut hingga terbuka. Terlihat ruangan yang besar dan dilengkapi dengan meja-meja tinggi serta tempat duduk seperti tempat duduk raja dibalik meja-meja tersebut. Terlihat tidak ada siapapun disana, seluruh mata memandang hanya ada kegelapan yang menyelimuti ruangan tersebut dan juga rasa dingin yang menusuk kulit. bukan karena udara namun "Hawa" dingin yang terpancar dari dalam ruangan tersebut yang menusuk kulit bahkan tulang Nuta.
Selagi matanya memastikan untuk melihat dalam gelap tiba-tiba terbukalah salah satu pintu dan memunculkan beberapa orang masuk dalam ruangan dan disusul oleh pintu-pintu lain yang terbuka serta menambah orang yang berdatanganya hingga seluruh ruangan terasa hangat dan juga terasa sesak. Tanpa Nuta ketahui bahwa mereka ada Petinggi Aspicientis dan juga anggota-anggota kehormatan.
To be continue
Risnuta