Wow, akhirnya saya mempunyai kesempatan untuk menulis kembali apa yang ingin ku tulis.
sebenarnya ini adalah kisah yang tak ingin ku tuliskan, namun ya mau diakata apa lagi. saya sedang tidak mempunyai ide untuk tulisan yang lain so. silahkan dibaca saja ya.
Untuk orang-orang yang bersangkutan, sebelumnya saya meminta maaf jika kalian sadar bahwa ini menceritakan tentang kita semua.
oke, this is the story.
Mungkin bagi kalian 1 hari terasa cepat untuk dilalui, namun bagiku terasa sudah seminggu. Yup's mungkin terasa terlalu lebay saat membaca ini, namun itu yang kurasakan. Disini aku tak ingin menutupi apa yang kurasakan dan aku alami. Walau tulisan ini akan membuat beberapa pihak menjadi marah padaku bahkan mungkin menginginkan diriku untuk menjadi pelampiasannya. sorry 4 you my brother.
Saat kedewasaan teruji dengan sebuah peristiwa, disana akan diuji tingkat kedewasaan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ku akui Kedewasaan yang lau tunjukan pada diriku. Hal itu yang membuat aku mundur dan menetapkan diri ini untuk membantu mu sebisa mungkin. walau taruhannya adalah perasaan ku sendiri.
Ya, Awal kejadian adalah kesalaha diri ini yang tidak mampu untuk membendung perasaan jujur yang ada kepada kekasihmu. Aku mengetahui hal itu dan aku menyadarinya, namun ku juga tak bisa mengungkiri bahwa ternyata perhatian yang ku berikan dari awal sebagai seorang teman dapat merubah pandangan ku terhadap dirinya, pandangan seorang teman menjadi memandang wanita seutuhnya. Kesalahn pertama yang Terlambat ku sadari.
Aku selalu membatasi diriku dengan persahabatan dan pertemanan, namun ternyata semua hal itu menjadi bumerang bagiku yang tidak dapat menolak selusup rasa yang ada. Kesalah yang terus ku perbuat, tak pernah ku menyesal mengenalnya, tak pernah ku menyesal berdekatan denganya. yang ku sesalkan adalah aku tidak dapat menjaga hubungan pertemanan yang ku jalin antara dirimu dan diriku.
Dirinya memang membuat aku lupa akan status dirinya terhadap dirimu, dan dia juga telah mengatakan bahwa dia ingin memperbaiki hubungan dirinya dan dirimu, aku yang tak ingin meninggalkannya terus berusaha membantu agar kalian bisa dekat. karena hanya itu satu-satunya cara agar ku dapat selalu dekat denganya.
Namun ternyata hal itu yang menjerumuskan diriku kepada perasaan terdalam ku, hingga aku akhirnya kamu menemui ku setrta membicarakan hal ini, ya aku berbohong jika ku bilang aku hanya menganggap dirinya sekedar teman/sahabat/adik, karena menurut ku. Hal itu kulakukan karena Kedewasaan mu dan juga Tujuan mu. Tak mungkin ku menghancurkan hal itu.
Tidak, tidak lagi ku menghancurkan apa yang kamu perjuangkan untuknya, kamu mengatakan bahwa ku harus mengurangi bertemu denganya, namun yang ku "lihat" kamu ingin aku agar tidak bertemu dengannya. Walau dirimu berkata tidak namun ku tahu apa yang kamu inginkan, hingga kamu mengatakan sendiri akhirnya.
Pengorbannan ku tidaklah sebesar perngorbanan yang dirimu lakukan, aku menepati apa yang ku katakan padamu. aku lakukan apa yang kita inginkan. Hanya satu harapanku. Bicarakan apa yang menjadi tujuanmu denganya, karena tanpa adanya komunikasi suatu hubungan akan selalu mendapatkan ketidak percayaan dari masing-masing.
Akan ku "lihat", dan Insya Allah pasti ku "lihat" karena hanya itu yang bisa ku lakukan. ini resiko yang harus ku hadapi karena telah memasuki dunia kalian. I'm Sorry Brother. dirimu berjiwa besar, dan jika boleh izinkan diriku untuk terus berjalan disamping mu walau tanpa melihat dirinya.
Risnuta
sebenarnya ini adalah kisah yang tak ingin ku tuliskan, namun ya mau diakata apa lagi. saya sedang tidak mempunyai ide untuk tulisan yang lain so. silahkan dibaca saja ya.
Untuk orang-orang yang bersangkutan, sebelumnya saya meminta maaf jika kalian sadar bahwa ini menceritakan tentang kita semua.
oke, this is the story.
Mungkin bagi kalian 1 hari terasa cepat untuk dilalui, namun bagiku terasa sudah seminggu. Yup's mungkin terasa terlalu lebay saat membaca ini, namun itu yang kurasakan. Disini aku tak ingin menutupi apa yang kurasakan dan aku alami. Walau tulisan ini akan membuat beberapa pihak menjadi marah padaku bahkan mungkin menginginkan diriku untuk menjadi pelampiasannya. sorry 4 you my brother.
Saat kedewasaan teruji dengan sebuah peristiwa, disana akan diuji tingkat kedewasaan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ku akui Kedewasaan yang lau tunjukan pada diriku. Hal itu yang membuat aku mundur dan menetapkan diri ini untuk membantu mu sebisa mungkin. walau taruhannya adalah perasaan ku sendiri.
Ya, Awal kejadian adalah kesalaha diri ini yang tidak mampu untuk membendung perasaan jujur yang ada kepada kekasihmu. Aku mengetahui hal itu dan aku menyadarinya, namun ku juga tak bisa mengungkiri bahwa ternyata perhatian yang ku berikan dari awal sebagai seorang teman dapat merubah pandangan ku terhadap dirinya, pandangan seorang teman menjadi memandang wanita seutuhnya. Kesalahn pertama yang Terlambat ku sadari.
Aku selalu membatasi diriku dengan persahabatan dan pertemanan, namun ternyata semua hal itu menjadi bumerang bagiku yang tidak dapat menolak selusup rasa yang ada. Kesalah yang terus ku perbuat, tak pernah ku menyesal mengenalnya, tak pernah ku menyesal berdekatan denganya. yang ku sesalkan adalah aku tidak dapat menjaga hubungan pertemanan yang ku jalin antara dirimu dan diriku.
Dirinya memang membuat aku lupa akan status dirinya terhadap dirimu, dan dia juga telah mengatakan bahwa dia ingin memperbaiki hubungan dirinya dan dirimu, aku yang tak ingin meninggalkannya terus berusaha membantu agar kalian bisa dekat. karena hanya itu satu-satunya cara agar ku dapat selalu dekat denganya.
Namun ternyata hal itu yang menjerumuskan diriku kepada perasaan terdalam ku, hingga aku akhirnya kamu menemui ku setrta membicarakan hal ini, ya aku berbohong jika ku bilang aku hanya menganggap dirinya sekedar teman/sahabat/adik, karena menurut ku. Hal itu kulakukan karena Kedewasaan mu dan juga Tujuan mu. Tak mungkin ku menghancurkan hal itu.
Tidak, tidak lagi ku menghancurkan apa yang kamu perjuangkan untuknya, kamu mengatakan bahwa ku harus mengurangi bertemu denganya, namun yang ku "lihat" kamu ingin aku agar tidak bertemu dengannya. Walau dirimu berkata tidak namun ku tahu apa yang kamu inginkan, hingga kamu mengatakan sendiri akhirnya.
Pengorbannan ku tidaklah sebesar perngorbanan yang dirimu lakukan, aku menepati apa yang ku katakan padamu. aku lakukan apa yang kita inginkan. Hanya satu harapanku. Bicarakan apa yang menjadi tujuanmu denganya, karena tanpa adanya komunikasi suatu hubungan akan selalu mendapatkan ketidak percayaan dari masing-masing.
Akan ku "lihat", dan Insya Allah pasti ku "lihat" karena hanya itu yang bisa ku lakukan. ini resiko yang harus ku hadapi karena telah memasuki dunia kalian. I'm Sorry Brother. dirimu berjiwa besar, dan jika boleh izinkan diriku untuk terus berjalan disamping mu walau tanpa melihat dirinya.
Risnuta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar