"Kapan ya aku punya pacar sepertinya" Batin ku.
"Woy,,.bengong aja lo, kenapa lo" Tanya Dika salah satu temanku mengagetkan ku.
"Eh,,elo nyet,.,ngagetin gua aje,eh,,,Anggra beruntung ya dapat cewe yang cakep, bae, tajir lagi,,,jadi pengen gua,,hahahaha" jawabku.
"Hahahaha,,,iya tuch. Lucky banget tuch kunyuk..."
Sedang asik-asiknya berbincang ternyata Anggra melambai pada kami. "Woy,,,Ris, Ka,,,sini lo" panggilnya.
Kami pun mendekatinya. "napa nyet?" tanya Dika.
"Wah,,,jangan manggil nyet donk, ultah gua nech,,,hari ini jadikan sahabat kalian ini senang donk,,hahaha"
"Ah,,tiap hari juga dah seneng lo nyet,,,eh,,Gra" jawabku.
"Iya lo, so. Ngapain nech manggil kita" lanjut Dika.
"Gua mau motong kue nech, masa dua sahabat gua ini ga ada disamping gua sech??"
"Wah,,,tumben lo klo seneng inget kita, biasanya kaga pernah,,,hahahaha"
Ya, saat ini aku sedang berada di pesta ultah salah satu sahabat ku Anggra. Aku tentu gembira sahabatku ultah, namun ku juga merasa sedih karna aku belum mempunyai seorang kekasih
akhirnya pestapun dimulai, aku memishkan diri kedekat kolam berenang, karna dari kami bertiga aku adalah orang yang suka dengan kesendirian, namun entah mengapa dapat berteman dengan mereka yg "gila" dengan keramaian.
Entah sudah berapa lama ku berdiam diri melihat kolam (Anggra orang yang cukup kaya, so memang dirumhnya dia mempunyai kolam berenang) hingga seorang wanita (menurut saya maniez, namun tidak terlalu cantik, hanya sat menatapnya seakan mata ini tak ingin lepas dari dirinya) menghampiri ku dan memecahkan lamunanku. "Kok sndirian aja" tanya Dia.
"Hah,,oh,,ehm,,engga kenapa-napa kok, cuman lagi pengen aja sndiri" jawabku.
"Oh,,,berarti aku ganggu dunk?"
"Eh,,,Engga kok, ga ganggu" jawabku gugup
Akhirnya dia duduk disamping aku, kamipun berdiam diri cukup lama, "oiya,,,nama lo sapa" tanya ku sambil mengulurkna tangan,
"Dewi,ehm,,,nama lo sapa?"
"Risnuta, panggil aja Ris" jawabku.
"Ehm,,,Lo temennya Anggra?" lanjutku. Memang tidak semua teman Anggra aku mengetahuinya.
"Oh,,bukan, gua temen cewenya Anggra"
"Ow,,ehm,,,sndirian aja, co lo mna?"
"Gua lagi jmblo kok"
"Ow,,".
Entah sudah berapa lama aku dengannya berbincang malam itu, hingga tanpa terasa pestapun telah usai. Dan kamipun berpisah setelah menanyakan no telepon masing-masing
Beberapa minggu setelah pesta tersebut akhirnya aku beranikan diri untuk mngjaknya bertemu kembali, krna semenjak pisah setelah pesta ultahnya Anggra, aku dan dia tidak pernah bertemu lagi, bukan karma apa-apa tapi memang jadwal ku dan dia padat. Namun kami sering telepon dan sms (yang pasti komunikasi masih tetap gencar kujalani).
"Hai,.,Dah nunggu lama ya" Kata dia sambil menyapaku menyapaku.
"Ehm,,,Engga kok, baru 2 jam nunggu" candaku.
"Hah,,Maap dech klo gitu" Sesal dirinya
"Hahahaha,,,Becanda kok, gua juga bru nyampe"
"Ich,,,Bikin kaget aja dech, y dah jalan yuk"
"Eh,,,Mank mau jalan kemana??" tanyaku.
"ehm,,,Kemana aja dech, sekalian gua nyari kado" jawabnya.
Akhirnya kamipun berkeliling mencari kado untuknya. Entah dia ingin memberikan kado pada siapa, namun dari yang dia cari (jam tangan cowo) saya menebak bahwa cowo tersebut adalah orang yang istimewa, jika tidak kakanya ya bokapnya (saya tidak mau berfikir kalo untuk pacarnya, males banget).
"Nech kayanya bagoes dech" kataku setelah berputar-putar hampir 1 jam.
"Eh,,,iya ya,,masa sech" tanya dia. "kira-kira cocok ga yach" lanjutnya.
"mank untuk sapa sech" tanya ku (walau dalam hati takut dengan jawaban yang akan dikeluarkan)
"Ada dech, nanti juga tau sndiri,xixixixi"
Uh,,,Tawanya yang renyah itu membuat aku tambah suka terhadapnya, sepertinya aku mulai menyukai dirinya. Akhirnya kami membeli (sebenarnya sech dia yang beli) jam tangan tersebut (yang katanya untuk seseorang yang pasti akhirnya saya tau).
"Ehm,,,Cape juga ya abis muter-muter" katanya, setelah kita duduk dimeja restoran.
"Iyalah cape, muter-muter 1 jam apa ga cape"
"Hah,,Mank kita muter-muter 1 jam ya,.,Hahahaha,.,Ga kerasa" Kata dia dengan wajah tanpa dosa.
"iyalah bagi lo ga kerasa, wong jam tangan untuk orang tersayang" ucapku dalam hati.
Selang beberapa hari setelah "pemburuan kado" tersebut, Dika salah satu sahabtku berulang tahun, maka aku berniat mengajak Dewi untuk menemaniku ke ultahnya Dika.
"Halo Dew, pa kabar" tanyaku lewat telepon.
"Halo.,.Eh., kamu, bae kok. kamu pa kabar"
"Bae kok, oiya Dew, malem ini ada acara ga, temen gua ultah nech hari ini, kamu mau ga nemenin aku ke ultahnya dia" tanyaku harap-harap cemas.
"Wah,,,Sory ya Ris, aku ga bisa. Kebetulan aku mau jalan, sory yach" kata dia dengan suara yang lembut.
"Oh,,,Ga pa-apa kok, ya dah kalo ga bisa. Sory ganggu yach"
"Iya ga apa2 kok" Katanya mengakhiri telepon.
akhrnya, aku pun berjalan sendiri kepesta ultah sahabatku Dika (sama saat ke ultahnya Anggra, "SENDIRI")
"Hai, Ris,,,kok sndirian aja sech?" sapa Anggra saat kusampai dirumah Dika.
"Berdua kok gua" Elak ku.
"Hah.,.Sama sapa" tanyanya lagi, sambil melihat kebelakang ku.
"Sama.,.Motor gua lah, sama sapa lagi"
"hahahaha,,,kurang ngajar lo, gua kira ma cewe"
Akhirnya, aku pun masuk kedalam. Namun tanpa ku duga ternyata Dewi ada didalam, disebelah Dika. Dan yang membuatku lebih sakit lagi mereka berdua pegangan tangan. Ya, pegangan tangan. Hancur remuk redam hatiku melihat kemesraan mereka.
"Woy Ris,,dah dateng lo" sapa Dika.
"Eh,,iya donk, masa sahabat ultah gua ga dateng sech" jawab ku dengan gembira yang dipaksakan.
Namun ku melihat Dewi disana, hanya memandangku dari balik rambutnya, karna dia menunduk tak ingn melihat ku, atau tak ingin ku melihatnya.
"Oiya Ka, Sory nech gua ga bisa lama-lama disini, gua masih ada urusan" pamitku.
"Ya ampun Ris, jangan gitu dunk. Masa lo pergi sech, pestanya aja belum mulai" Tahan Dika.
"Iya nech,,. Masa sahabat ultah lo malah pergi sech Ris, g seru ah,,," Tambah Anggra.
"Sory banget nech Ka, bukannya gua ga sayang sama lo, tapi gua masih ada kerjaan" kataku mengelak.
"Oh,,,oke dech klo gitu tunggu bentar, kita majuin aja pestanya, ga mungkinlah gua pesta klo lo ga ada, sekalian ada yang pengen gua kenalin sama lo" Desak Dika.
Dengan terpaksa aku mengikuti dirinya (Dika) ke tempat dimana kue ultahnya berada, dan dimana Dewi juga berada, sebelum Dika memotong kuenya dan meminta semua yang ada disana untuk berkumpul, Dika mengenalkan Dewi kepadaku.
“Nah,.Ris, kenalin nech cewe gua, cantik kan.,jangan cemburu ye” Canda Dika, walau tanpa sadar kata-katanya telah menusuk hatiku.
“Hai.,Risnuta” Kata saya pada Dewi seakan saya dan dia baru berkenalan saat itu.
“Dewi.,.” Kata dia sambil menyambut tanganku untuk berkenalan, seakan memang kita berdua tidak pernah bertemu sebelumnya.
Akhirnya pestapun dimulai, dan setelah selesai aku langsung pergi dan pamit kepada kedua sahabatku itu. Namun aku bukannya pergi untuk menyelesaikan pekerjaanku, namun untuk menenangkan hatiku yang hancur berkeping-keping karna pada saat rasa ini muncul telah dihancurkan sebelum berkembang.
Original Write By : Risnuta