Ku terbangun dengan seorang wanita disampingku, wanita yang maniez,
cantik lembut. Tak ingin ku melepasnya untuk alasan apapun juga, ku menetapnya
cukup lama hingga dia membuka matanya. Menggeliat kecil menandakan dia sudah
bangun dari mimpi indahnya. "Ehm,,," Katanya sambil tersenyum padaku.
Ku balas senyuman indahnya padaku, dia adalah wanita terindah yang
pernah kumiliki selama hidupku, tak akan pernah ku melepasnya untuk alasan
apapun juga (setidaknya itulah harapanku), hingga suatu peristiwa membuatku terguncang.
Pagi itu seperti biasa ku bangun dari tempat tidurku yang nyaman
bersama bidadariku, untuk menjalankan kewajibanku bekerja. "Hati-hati
dijalan ya yank," Kata bidadariku mengantarkan kepergianku.
"Iya yank, aku pergi dulu ya, muachh" Pamitku padanya.
Sesampainya aku dikantor ternyata pekerjaan ku sangatlah banyak
hingga ku pulang telat. Entah sudah berapa lama hal tersebut terjadi, namun
bidadari cantikku tak pernah sekalipun marah dengan keterlambatanku. Hingga
suatu hari ku dapat pulang tepat waktu, dan tanpa sengaja ku melihat ada mobil
parkir didepan rumahku. "Mobil sapa lagi tuch parkir sembarangan"
Umpatku dalam hati
Karna saat itu ku berfikir bahwa pemilik mobil tersebut adalah
saudara dari salah satu tetanggaku, maka tak ada fikiran macam-macam dalam
benakku. Akhirnya masuklah aku kedlam rumah. "Yang,,,sayang aku
pulang" Panggilku pada bidadariku.
Namun rupanya dia tidak mendengarku, tak ada jawaban darinya.
"Mungkin dia sedang tidur" Batinku.
Akhirnya pergilah aku kekamar, namun sebelum ke sampai, aku
mendengarkan suara desahan yang kukenal. Dengan amarah yang memuncak maka ku
bukalah pintu kamar tersebut, betapa terkejutnya diriku saat melihat bidadariku
bersama seorang laki-laki yang tidak ku kenal tanpa sehelai benangpun melekat
pada diri mereka berdua.
"Sayang,,," Ucap dirinya sambil menutup badannya yang tak
menggunkan pakaian.
"Bajin**n, siapa lo beraninya n**nt*t sama cewe gua?? Pergi lo
dari rumah gua anj**" Bentak ku kepada pria kepar** tersebut.
"Yank, maafin aku ya, aku khilaf" kata bidadariku sambil
berlutut dihadapanku.
Namun rasa sakit ini lebih besar dari rasa ibaku padanya, aku pergi
malam itu juga dari rumahku, setelah aku menghajar Bajin** kepar** itu. Aku
lalu pergi entah kemana malam itu hingga pagi menjelang.
Pagi itu aku kembali kerumah, namun ternyata bidadariku tak ada
disana. Dia menghilang tanpa ku tau kemana dirinya, namun ku tak terlalu
mencemaskannya, malah aku gembira dengan keputusannya pergi dari sini. Pagi itu
aku seperti hari sebelumnya membersihkan diri dan pergi kerja seperti hari-hari
biasa.
Namun malam itu ku tak ingin pulang cepat sehingga ku membelokkan
tujuanku kepantai (aku memang sering pergi kepantai jika ada masalah) entah jam
sudah menunjukan jam berpa, namun seingatku sudah cukup larut. Maka akupun
kembali kerumah. Betapa terkrjutnya aku saat melihat bidadariku berdiri didepan
rumahku, dia berlari menghampiriku saat melihat diriku.
"Yank, aku minta maaf ya, aku tau aku salah tapi maafin aku ya
yank. Aku janji aku ga akan ngulangi hal itu lagi" Kata dia mohon
ampunanku.
Namun hatiku belum dapat menerima hal itu, maka ku meninggalkannya
diluar rumahku. Tapi betapa terkejutnya diriku saat melihat dirinya masih
berada didepan rumahku saat ku akan berangkat kerja. Akhirnya kuputuskan untuk
tidak bekerja hari itu, dan mendengarkan alasan dari sang bidadari pujaan
hatiku.
"Maafin aku yank, aku tau aku salah dengan berbuat hal itu
dibelakangmu" Kata dirinya saat kita telah masuk kerumah.
"Kalo kamu tau itu salah kenapa kamu ngelakuin hal itu?"
Tanya ku padanya.
"Hic,,hic,,a,,,aku khilaf yank" Jawabnya.
"Maafkan aku yank, ku janji aku ga akan ngelakuin hal itu lagi.
Aku janji yank" Lanjutnya.
"Yank, sebenarnya aku masih sayang banget sama kamu, aku
bener-bener ga mau kehilangan kamu. Kamu janji ya ga akan menghianati aku
lagi" Kataku padanya.
Akhirnya kami berpelukan dan berjanji tidak akan berhianat satu sama
lain.
Berbulan-bulan kemudian kami masih bersama, dan tanpa sengaja aku
melihat buku diarynya yang selalu ditulisnya malam hari (aku tahu karna aku
pernah berpura-pura tidur waktu dia menulis diary). Aku buka diary tersebut dan
ternyata peristiwa "petaka" tersebut juga ditulisnya.
"Ya,,Tuhan maafkan aku telah menghianati suamiku, aku sangat
mencintai dirinya tolong jangan jauhkan dia dariku. Aku tak sanggup jika aku
harus kehilangan dirinya" Aku terharu membaca tulisan tersebut.
Kukira itu adalah tulisan terakhirnya waktu "petaka"
tersebut terjadi, saat ku ingin membalikkan lembaran buku tersebut kumelihat
ada tulisan lain yang membuat ku ingin membacanya.
"Ya Tuhan semoga suamiku tidak pergi dari sisiku, karna apa
yang telah terjadi tadi. Ingin ku berteriak pada suamiku bahwa aku diPerk**a
oleh saudaranya sendiri, namun ku takut dia akan mengamuk pada saudaranya
sendiri, aku sayang pada suamiku. Jika memang dia berfikir bahwa aku yang salah
maka biarlah begitu".
"Ya Tuhan ku berterima kasih padamu, karna pada saat suamiku
pulang dia tidak melihat kelakuan saudaranya yang telah memperk**a ku, namun ku
sangat sakit saat dia melihat ku diperko** oleh teman saudaranya, mudah-mudahan
dia Tidak tahu bahwa saudaranya memperko** ku."
Selesai ku membacanya perasaanku campur aduk antara sesal, marah,
benci, jijik, sekaligus sayang kepada bidadariku, kuingin memeluknya tanpa
melepasnya, ku ingin menjaga dia dari siapapun yang akan menghancurkannya
termasuk orang-orang dekatku. Akhirnya dia datang melihat dirku yang meneteskan
air mata "Sayank kenapa, kamu ga apa-apa" Tanyanya padaku.
Tanpa banyak berkata aku memeluknya, mendekapnya erat seakan ku taku
jika kulepaskan dirinya kuakan mehilangannya.
Original Write By : Risnuta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar