Senin, 30 September 2013

Principes Oddities

"Tujuan kita sudah dekat, kita hanya perlu melewati 2 desa lagi baru kita sampai di Terra Officiales", Kata salah satu Petinggi.

Nuta dan yang lainnnya terus berjalan melewati hutan dengan tujuan agar tidak diketahui oleh bangsa Tabellarius dan juga penduduk desa setempat guna memperkecil kerusakan bangsa Tabellarius kepada bangsa lainnya. Selama perjalanan banyak pertanyaan yang ditanyakan Nuta kepada dirinya sendiri. Setelah dialog terakhir dirinya dengan Petinggi 1, Dia tidak pernah lagi berbincang dengan Petinggi 1 ataupun petinggi yang lainnnya. Pernah dia ingin menanyakan sesuatu namun tidak jadi entah kenapa saat ingin menutarakan apa yang ingin ditanyakan mulutnya seperti tersumbat tanpa bisa berkata apa-apa. Dan Sang Petinggi juga tidak pernah mendekatkan dirinya kepada Nuta ataupun Ayahnya.

Di desa terakhir akhirnya mereka (Para Petinggi) berpendapat bahwa mereka harus menginap di desa setempat, alasan pertama karena memang perbekalan mereka habis dan hewan buruan tidak terlihat di hutan, alasan yang lain adalah karena mereka lelah harus istirahat terlebih dahulu guna pertemua besok dengan para petinggi lain. Mendengar alasan-alasan tersebut Nuta sedikit bertanya-tanya dalam hati, untuk alasan pertama memang alasan yang dia fikir masuk akal, namun untuk pertanyaan ke dua, Dia bertanya-tanya dalam hati. Karena, walaupun didalam hutan sekalipun toh mereka cukup istirahat dan cukup nyaman dengan keadaan sekitar perkemahan mereka, kenapa sekarang tiba-tiba para petinggi yang mendampinginya ingin tidur di penginapan yang bahkan terlihat terlalu sederhana di banding losmen tempat mereka menginap pertama kali.

Semua pertanyaa tersebut tidak dia utarakan baik kepada ayahnya maupun kepada para Petinggi, namun dia yakin bahwa ketika salah satu petinggi melihatnya, petinggi tersebut tahu pertanyaan yang ingin dia sampaikan namun dia hanya tersenyum sepintas dan berlalu kembali untuk menuju kamarnya serta kamar para petingginya yang lain. Malam itu tidak seperti malam saat mereka menginap pertama kali, saat ini Para Petinggi memesan 2 kamar, 1 kamar khusus untuk para petinggi dan kamar lainnya untuk dirnya serta Ayahnya.

Namun ternyata keanehan yang di perlihatkan oleh Petinggi bukan hanya kali ini saja, sebelumnya saat masih berjalan dalam hutan, para petinggi beberapa kali terlihat seperti orang lain yang bukan diri mereka. Nuta merasa bahwa perubahan Petinggi terjadi setelah Petinggi 1 memberitahukan fakta yang ada dalam dunia ini, saat pagi menjelang Para Petinggi yang biasa sudah melakukan aktifitas namun ternyata di pagi itu Para Petinggi masih berada di dalam tendanya. Saat ingin membangunkan mereka dia tidak dapat mendekati Tenda para Petinggi, dan saat mereka melanjutkan perjalanan Nuta beberpa kali melihat saat istirahat Para Petinggi masuk kedalam tenda, walau sebelumnya mereka tidak pernah melakukan hal tersebut. Dan 1 lagi keanehan mereka, entah yang dilihatnya nyata atau tidak namun Nuta pernah tidak sengaja melihat salah satu petinggi membunuh dengan kejam hewan yang ada di dalam hutan, bahkan yang lebih mengagetkannya lagi bukan cara Petinggi tersebut membunuh, namun raut wajah yang terpancar saat Petinggi tersebut membunuh dan melihat hewan tersebut saat menjemput ajalnya.

(cont)
Mv ya dikit kondisi badan lagi ga enak
:p

~Risnuta~

Minggu, 22 September 2013

Sebersit Kebenaran Masa Lalu

"Sudah 2 hari kita berjalan dalam hutan, dan perbekalan kita sudah mulai menipis. Ada baiknya kita dirikan tenda untuk beristirahat dan mencari perbekalan terlebih dahulu" Kata salah seorang Petinggi kepada petinggi lainnya.
Petinggi 2: "Baiklah, kalian berdua pergilah untuk mencari perbekalan untuk melanjutkan perjalanan kita, kami akan menunggu disini".
Petinggi 1&3: "Baiklah, kami berangkat terlebih dahulu".

Kemudian Nuta, Ayahnya dan juga seorang Petinggi mendirikan tenda guna tempat mereka beristirahat dan melepaskan lelah setelah 2 hari berjalan tak henti. Mereka mendirikan tenda dalam diam, tak ada satupun dari mereka berbicara selagi mendirikan tempat untuk mereka beristirahat. Entah berapa lama kebisuan mereka, hingga akhirnya Nuta memecahkan kesunyian yang cukup panjang tersebut.

"Mohon maaf wahai petinggi, bolehkah saya menanyakan suatu hal?", Tanya Nuta.
"Apakah yang ingin kamu ketahui Nuta, apakah tentang peraturan yang telah ada selama beratus-ratus tahun yang telah kita jalani sebagai bangsa Aspicientis?" Tanya Petinggi.
Nuta: *Terkejut* "Bagaimana, Anda bisa tahu apa yang ingin saya tanyakan?", "Bukankah saya tidak pernah membicarakan hal tersebut kepada dirimu?"
Petinggi 1: "Kita sebagai bangsa Aspicientis, mempunyai kemampuan. Salah satunya menerka isi hati seseorang. Namun, jika dirimu ingin mengetahui kenapa kita mempunyai peraturan seperti itu. Baiklah akan saya coba jelaskan."

Nuta pun melihat Ayahnya yang mengisyaratkan dirinya untuk duduk dihadapan Petinggi 1 tersebut. Nuta pun mengikuti isyarat yang disampaikan oleh Ayahnya.

Petinggi 1: "Baiklah, jika dirimu ingin mengerti. Sebenarnya benar yang dikatakan Ayah mu. bahwa kita pernah membantu bangsa Ordinarium untuk melawan bangsa Tabellarius. Namun, jauh sebelum terbentuknya golongan bangsa seperti saat ini. Kita semua adalah satu BANGSA!"
Terkejut mendengar penjelasan dari Petingginya, Nuta memberikan suaranya : "Bagaimana mungkin jika kita 1 Bangsa sebelumnya, sekarang kita bertempur satu sama lain?"
Dengan tersenyum Petinggi menjelaskan : "Ya, mungkin bagimu itu adalah suatu hal yang mustahiil. Namun, hal yang tidak kamu ketahui bukan berarti adalah kebohongan".
"baiklah, akan saya coba jelaskan dari awal padamu, walau sebenarnya penjelasan ini harus dikatakan kepadamu di depan SEMUA PETINGGI bangsa Kita."
Nuta: "Jelaskanlah pada ku sekarang, aku ingin mendengarkannya saat ini juga". Tantang Nuta.
Petinggi 1 : *tersenyum*, "baiklah wahai seorang yang terburu-buru, dengarkanlah apa yang ku katakan padamu, dan berfikirlah apa yang harus kamu lakukan setelahnya".
"Seperti yang ku katakan tadi, bahwa kita adalah satu BANGSA yang mendiami bumi tercinta kita dengan damai, walau pada saat itu beberapa orang sudah mempunyai kemampuannya masing-masing." "Bangsa Ordinarium yang kamu sudah ketahui, bahwa dari bangsanya tidak mempunyai kemampuan apapun dibandingkan bangsa-bangsa yang lainnya. Namun, dari mereka kita dan bangsa lain belajar tentang KEMURAHAN HATI serta KEPEDULIAN ke sesamanya". "Bangsa Provisor yang mempunyai kemampuan untuk bertarung dan mengetahui apa yang akan terjadi, dari bangsanya semua bangsa belajar bagaimana caranya BERBAGI ke sesamanya"
Nuta: " Lalu bagaimana dengan bangsa Tabellarius yang kejam tersebut, apa yang bisa kita pelajari dari mereka? cara MEMBUNUH musuh??"
Petinggi 1 : *Tersenyum*, "Kamu tidak mengetahuinya nak, sangat disayangkan jika kamu melihat seperti itu."
Nuta : "*Terkejut* "Apa maksudnya wahai Petinggi?"
"Bangsa Tabellarius adalah bangsa petarung, jelas sekali kita lihat pertarungan mereka yang hebat." Jelas Petinggi 1. "Namun, apakah kamu tahu bahwa kita belajar KESEHATAN dan juga KEBUGARAN serta keampuan BERTAHHAN HIDUP dari mereka?". Tanya Petinggi 1.
Nuta : *Terdiam*
Petinggi 1: "Ya, kita belajar dari mereka. Kita semua belajar dari mereka. dan apakah kamu tahu tentang bangsa kita sendiri?"
"Ya, Kita adalah bangsa PENGECUT yang TIDAK AKAN MELAKUKAN SESUATU!!". Geram Nuta.
*Tersenyum*, Apakah seperti itu caramu memandang Bangsamu sendiri?". Desak Petinggi 1
*Terdiam*, "Lalu apa peranan bangsa kita?". Tanya Nuta.
"Petinggi, kita adalah bangsa yang SUKA MEMBANTU. Ya, mungkin dirimu terkejut atau bahkan tidak percaya. Kita selalu membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan. Baik diminta maupun tidak! Kita selalu mengulurkan tangan kita untuk membantu siapapun yang kita lihat atau kita ketahui mengalami kesulitan." Jelas Petinggi 1.
"Lalu, kenapa sekarang kita malah MENCUCI TANGAN tentang semua masalah yang terjadi DI HADAPAN kita?", Tanya, Nuta tidak percaya.

Sebelum Petinggi 1 menjawab pertanyaannya, Petinggi 1&2 kembali dari mencari perbekalan mereka, karena merasa pertanyaannya belum mendapatkan penjelasan Nuta kembali bertanya.
"Wahai Petinggi, bagaimana dengan pertanyaan ku tadi? apakah tak ada penjelasan untuk pertanyaan tersebut?"
"Sudah cukup banyak hal yang saya ceritakan padamu, simpan pertanyaanmu untuk nanti. Karena pada saatnya semua pertanyaanmu akan mendapatkan jawaban."

Saat ingin menyanggah ucapan Petinggi 1, Ayahnya menghentikan Nuta untuk berbicara lebih lanjut. Namun, Keinginan kerasanya berusaha untuk menyingkirkan Ayahnya agar dapat berbicara dengan Petinggi 1 hilang saat dia melihat Ayah nya. Ya, Bukan, karena kemarahan yang dipancarkan oleh rautmuka Ayahnya, namun lebih kepada Kesedihan yang terpancar pada Rona muka Ayahnya. Dengan, dilanda kebingungan oleh carita Petinggi 1 dan rona muka Ayahnya yang menyiratkan Kesedihan dan kepedihan. Akhirnya Nuta menuju tendanya di iringan berbagai pertanyaan di kepalanya.
##

Cont lagi ya
:P
~Risnuta~

Jumat, 20 September 2013

Peraturan Yang Di Pertanyakan

Belum sempat mentari memberikan kehangatannya desa tempat Nuta menginap sudah memberikan kehangatan dari api pertempuran bangsa Ordinarium dan Provisor yang tinggal disana dengan bangsa Tabellarius yang sudah menyebarkan bau ketakutan kepada penduduk desa tersebut, semua bangsa Ordinarium dan Provisor berusaha untuk melawan dan menghalau bangsa Tabellarius untuk mem bumihangus kan desa tempat mereka tinggal. Diantara kepanikan terbunuh dan juga terjebak di antara peperangan tersebut Nuta beserta rombongannya memilih untuk pergi dari desa tersebut, dan tidak membantu peperangan yang terjadi di desa tempat mereka menginap. Didalam pelarian tersebut, Nuta melihat anak muda, orang tua, bahkan anak-anak terbunuh dengan sadis di depan matanya. Mereka bersimbahkan darah segar di sekujur tubuhnya, terbesit sejenak bayangan kerabat dekatnya Ian yang tengah berjuang diantara kepungan bangsa Tabellarius dan terbunuh di depan matanya.

Sepanjang mata memandang yang Dia lihat hanya pembantaian tanpa ampun dari bangsa Tabellarius. Di tengah pelariannya kedalam hutan Nuta melihat pemilik Losmen tempat dia menginap di siksa dan di bunuh, kembali teringat dengan pembunuhan yang terjadi di desanya Nuta mematung dan melihat dengan geram perbuatan bangsa Tabellarius, saat dia hendak menuju beberapa pasukan carnifex sang Ayah menahan lenganya.

Ayah: "Jangan Nak."
Nuta: "Lepaskan Ayah, kita harus membantu mereka. Mereka telah berbaik hati memberikan tempatnya untuk kita menginap malam ini. Apakah kita harus membiarkan mereka terbunuh seperti hewan tanpa menolongnya, bahkan setelah mereka mati kita juga tidak membalaskan dendamnya??".
Petinggi : "Kita punya peraturan yang harus kita patuhi, ketahuilah itu!"
"PERATURAN YANG MEMBIARKAN KITA HANYA MELIHAT TANPA BERBUAT APAPUN??", Tanya Nuta.
Ayah : "Semua akan kamu ketahui kenapa kita lakukan hal itu"
Nuta: "Kapan? apakah kita hanya bisa diam melihat pembunuhan yang terjadi di depan mata kita?"
Petinggi : "Kamu sudah tahu peraturan bangsa kita! Cukup TURUTI dan PATUHI peraturan tersebut!!"
Nuta : " Itu bukan peraturan yang menjaga perdamaian, tapi karena kalian TAKUT!!"
"CUKUP!" Bentak Salah seorang Petinggi, "kita lanjutkan perjalanan kita".

Seorang bangsa Tabellarius pintar untuk menyembunyikan perasaannya, namun perasaan yang terpancar dalam perkataan Petinggi tersebut telah membuat Nuta terdiam seribu bahasa, bukan kemarahan yang di pancarkannya. Namun, kewibawaan dan juga peringatan. Bukan hanya merasa takut namun baru kali itu Nuta merasakan bahwa bangsa Tabellarius selain dirinya juga mempunyai perasaan, namun mereka menutupi perasaan tersebut karena suatu alasan. Alasan yang bahkan oleh dirinya sendiri masih belum dimengerti.

##
Walaupun Nuta dan rombongannya tidak mendapatkan istirahat yang cukup di desa sebelumnya, mereka tetap melanjutkan perjalanan tanpa beristirahat kembali. Dan tanpa berkunjung ke suatu desa, untuk menghindari peperangan yang tidak mereka inginkan. Di dalam hutan mereka mencari makan dengan berburu, dan membuat perkemahan sendiri. Mereka memutuskan untuk melewati rute berbeda, memasuki hutan lebih di rasa aman untuk menghindari peperangan yang telah terjadi berratus-ratus tahun lalu.

"Ayah, bolehkah aku bertanya?", Sapa Nuta.
Ayah: "Apa yang ingin kamu tanyakan, anakku?"
Nuta: "Kenapa kita tidak boleh membantu peperangan ini?" , "Jangan katakan untuk aku menuggu jawaban tersebut ayah, aku ingin jawaban itu sekarang!" .
Dengan tersenyum akhirnya sang ayah menjelaskan, "Nak, sebenarnya dahulu kita membantu bangsa Ordinarium untuk melawan bangsa Tabellarius. Namun, terjadi beberapa hal yang membuat kita tidak di perbolehkan melakukan hal tersebut lagi."
"Apakah itu Ayah?", Desak Nuta.
"Kenapa kau ingin mengetahuinya Nak?", Selidik sang Ayah.
Nuta: "Karena sebenarnya aku bingung, jika kita mempunyai kekuatan untuk melawan bangsa Tabellarius. kenapa, tidak kita lakukan hal tersebut? Kenapa kita hanya melihat kerabat, teman, bahkan mungkin orang-orang yang kita sayang mati begitu saja?"
Ayah: *senyum*, "Ya, semua itu ada alasannya, namun mungkin lebih baik para petinggi yang menjelaskannya padamu". "Saat ini maukan kamu mempercayai Ayah bahwa hal ini yang terbaik untuk kita bangsa Aspicientis?"
"Baiklah Ayah, Karena ayah meminta seperti itu. Namun, suatu saat aku menginginkan penjelasan yang masuk akal. Kenapa, kita tidak boleh bertempur membantu bangsa Ordinarium untuk melawan bangsa Tabellarius.!", Jawab Nuta.
"ya, suatu saat kamu akan mendapatkan jawaban itu". Jawab Sang Ayah.
Salah seorang Petinggi : "Baik kita sudah cukup istirahat, kita harus melanjutkan perjalan ini jika ingin menyelesaikan semua pertanyaan mu Nuta."
Nuta : *Terkejut*, "Kenapa dia mengetahui apa yang kita katakan Ayah?". Bukannya menjawab pertanyaan Nuta. Namun, Sang Ayah hanya menjawabnya dengan senyuman.

##
(Cont)
~Risnuta~

Kamis, 19 September 2013

Perjalanan Awal Menuju Terra Officiales Bangsa Aspicientis

Peristiwa terakhir telah merubah kebulatan tekad Nuta untuk membantu bangsa Ordinarium guna melawan bangsa Tabellarius, Peraturan ketat yang telah turun-temurun di lakukan oleh bangsa Aspicientis telah dirusak oleh seseorang yang kehilangan Kerabat dekat. Banyak bangsa Ordinarium Menyebut peristiwa tersebut sebagai peristiwa "Cruenta Caede". Beberapa saat setelah peristiwa tersebut Nuta di panggil oleh Sesepuh bangsa Aspicientis untuk mem-pertanggungjawab-kan perbuatannya di hadapan petinggi bangsa Aspicientis. Nuta yang telah bertekad bulat untuk membantu bangsa Ordinarium berangkat ke negeri sebrang untuk memenuhi panggilan tersebut.

Tempat para petinggi memang jauh dari desa tempat Nuta berada, namun bagaimanapun jauhnya Nuta harus menghadari panggilan tersebut. Didalam perjalanan, Nuta didampingi oleh Ayahnya dan juga beberapa Petinggi Aspicientis dari tempat dia tingggal. Bangsa Ordinarium yang mengetahui Peristiwa "Cruenta Caede" hanya bisa melihat kepergian Nuta dengan sedih dan bangga, sedih karena seorang penolong mereka harus menghadapi hukuman karena telah menolong bangsa Ordinarium, dan bangga karena ada seorang bangsa Aspicientis yang terkenal kejam dan tidak perduli dengan keadaan sekitar telah membantu bangsanya dari kehancuran, dan berharap bangsa Aspicientis lain bisa membantu mereka juga.

Setelah kepergian Nuta dan beberapa petinggi dari desanya, bangsa Aspicientis yang lain juga meninggalkan desa tersebut, bukan karena mereka takut akan diincar oleh bangsa Tabellarius karena telah membunuh puluhan pasukan bangsa Tabellarius. Namun, mereka lakukan hal tersebut karena tidak ingin diminta tolong oleh bangsa Ordinarium dan Provisor untuk melawan bangsa Tabellarius, mereka tidak ingin dijadikan alat perang ketiga bangsa tersebut. Namun kepergian saudara-saudaranya tidak di ketahui oleh Nuta.

###

"Ayah, jika memang aku harus di hukum karena tindakan benar ku apakah itu tidak salah?"
" Nak, Ayah tidak tahu apa yang harus ayah katakan padamu, kita sebagai suatu bangsa telah terikat oleh peraturan yang dibuat oleh bangsa kita. Dan peraturan di buat untuk kebaikan dan kelangsungan suatu bangsa itu sendiri." Jawab sang Ayah.
"Walau peraturan tersebut merugikan bangsa lainnya?". Serang Nuta.
"Kamu akan tahu suatu saat, kamu akan mengerti kenapa bangsa kita mempunyai peraturan untuk tidak mencampuri urusan bangsa lain." Kata Sang Ayah dengan bijak.

Banyak pikiran yang berkecambuk didalam otak Nuta, namun tidak ingin dia sampaikan kepada sang Ayah, apalagi saat itu juga ada Petinggi bangsa Aspicientis yang menyertai mereka, dan pandangan mereka menunjukan ketidaksukaan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Nuta pada Ayahnya.

Dalam Perjalanan menuju Terra Officiales bangsa Aspicientis membutuhkan waktu kurang lebih seminggu dari desa tempat Nuta berada, hari pertama mereka melakukan perjalanan tidak banyak rintangan yang mereka lalui, mereka memilih jalan yang tidak melewati desa-desa tetangganya, walau perjalanan itu memakan waktu lebih panjang namun petinggi dari desa tempat Nuta berada berfikir bahwa ini adalah jalan terbaik, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Mereka berpendapat bahwa peristiwa "cruenta caede" sudah terdengar sampai ke desa sebrang, oleh sebab itu mereka ingin menghindari sebisa mungkin untuk tidak mengunjungi desa-desa tetangga sepanjang perjalanan mereka menuju Terra Officiales Bangsa Aspicientis.

Karena perbekalan yang mereka bawa dari desa sudah menipis, Petinggi yang bepergian bersama Nuta memutuskan untuk mampir dan menginap di desa berikutnya, guna melengkapi perbekalan mereka di perjalanan selanjutnya. Namun, sebelum sampai di desa tersebut mereka harus berpura-pura bahwa mereka pengembara. dan tidak boleh menyebutkan bahwa mereka dari desa páuperem Karena, ditakutkan akan di ketahui bahwa mereka bangsa Aspicientis yang sedang menuju Terra Officiales Bangsanya.

"Sesampainya kita didesa tersebut, kamu (sambil menunjuk Nuta) JANGAN berbuat apapun untuk membantu orang-orang dari desa tersebut. Bahkan jika memang bangsa Tabellarius datang dan membunuh seluruh isi desa, Mengerti?!" Ucap salah satu Petinggi.
Sebelum Nuta menjawab sang Ayah mengisyaratkan untuk mengikuti perkataan sang Petinggi tersebut. "Baiklah, Saya akan diam seperti Orang BODOH yang tidak PERDULI SIAPAPUN!" Ucap Nuta kemudian.

Kekesalah tersebut dilihat oleh Petinggi, namun mereka tidak membahasnya lebih lanjut, mereka mementingkan perjalanan ini. Dan ingin agar setelah semua ini selesai peraturan bangsanya sempurna kembali.

##

Setelah membeli beberapa perbekalan secukupnya mereka menuju mencari sebuah Losmen. Banyak losmen-losmen di desa tersebut yang sudah rusak karena peperangan dengan bangsa Tabellarius, namun akhirnya mereka menemukan juga sebuah losmen yang bisa dibilang layak untuk di tempai. Tidak begitu mewah namun juga tidak serusak losmen-losmen yang lain di desa tersebut. Setelah membayar untuk satu malam akhirnya mereka beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok harinya.

(Cont)
~Risnuta~ 

Senin, 16 September 2013

Percaya Ramalan??

Sebenernya gua ga terlalu percaya dengan yang namanya RAMALAN, yups. kenpa?
Karena menurut gua ramalan itu cuman orang yang cari untung tentang kelabilanisasi tentang kehidupan seseorang, walaupun kata orang ramalan yang mereka baca itu "TEPAT" tetep aje gua ga percaya ( tapi kalo yang bagus yang diramal percaya gua) :P

Tapi ternyata ada  ramalan yang bikin gua percaya.
Ramalan Pertama Menurut Bulan Kelahiran :

Sopan santun dan perhatian terhadap orang lain, Berani dan tidak mengenal kata takut.

-> Yup, yang pertama gua sopan (tentunya menurut gua sendiri)

Ramalan ke Dua menurut golongan darah:

Golongan darah AB: Patut dicontoh, perilaku yang baik. kisah asmara sekarang tidak ada masalah.
-> Karena golongan darah gua AB maka gua baca ramalan ini tapi yang paling bikin gua percaya 

adalah bagian yang gua tebelin, kenapa gua bisa percaya?
Karena memang gua tidak mengalami masalah tentang kisah asmara gua, yang notabennya gua JOMBLO
T_T

Sekian dan terima kasih 

~Risnuta~

Keputusan Seorang Aspicientis

Perjalanan hidup tidak seindah yang diceritakan dibuku-buku yang ada, tidak semudah dan selalu berakhir bahagia, setidaknya kebahagiaan tidak didapatkan oleh orang-orang bangsa Aspicientis. Kenapa? Dikarenakan kemampuan mereka yang selalu melihat perbedaan antara kenyataan dan "penglihatan" mereka, serta tidak diperbolehkan mengungkapkan kebenaran yang terkandung. Namun, walau begitu mereka selalu menunjukan wajah tanpa masalah di hadapan semua bangsa agar mereka dapat bergabung dalam kelompok mereka.

Bangsa Ordinarium memang tidak mengetahui kemampuan bangsa Aspicientis bahkan tidak mengetahui walaupun teman dan kerabat dekatnya adalah bangsa Aspicientis. Namun begitu, bangsa Aspicientis juga tidak pernah ingin menunjukkan kemampuannya dihadapan bangsa Ordinarium, namun dikarenakan bangsa Ordinarium berdampingan dengan bangsa Provisor, maka banyak diantara bangsa Ordinarium mengetahui bahwa ada bangsa lain selain bangsa Ordinarium dan bangsa Provisor di antara mereka selain bangsa Tabellarius.

Namun walau sudah ada beberapa orang bangsa Aspicientis yang di ketahui bangsa Ordinarium, tetap sebagai bangsa Aspicientis tidak dapat "menurunkan tangan" untuk membantu bangsa Ordinarium untuk berperang melawan bangsa Tabellarius, itulah sebabnya banyak bangsa Aspicientis yang diketahui oleh bangsa Ordinarium dikucilkan dari lingkungan masyarakatnya. Lain halnya dengan Ian.

Walau sebagai bangsa Ordinarium dia tetap membela dirinya jika teman sebangsanya mengucilkan dirinya, walau sempat pertama kali Ian mengetahui bahwa dirinya adalah bangsa Aspicientis, Ian menjauhinya hingga beberapa bulan. Namun, dikarenakan pertemanan mereka sejak lama tidak membuat hubungan itu musnah hanya gara-gara perbedaan bangsa, dan Ian juga merasa bahwa bangsa Aspicientis bukanlah orang-orang egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Setidaknya itulah yang Ian lihat dari dirinya.

Hingga suatu saat dirinya menemui dilema sulit, peperangan yang terjadi antara bangsa Ordinarium dan Tabellarius sudah berhasil menerobos desa yang mereka tempati, Ian sebagai pasukan elit carnifex berjuang untuk mempertahankan desanya, dan mencoba memperlambat gerakan pasukan bangsa Tabellarius, hingga orang-orang di desanya mampu menyelamatkan diri.

Ian    : Nuta, kami butuh bantuan kamu untuk melawan mereka.
Nuta : Maafkan aku Ian, seperti yang kamu tahu. aku tidak boleh membantu bangsa mu melawan bangsa Tabellarius.
Ian : (Berfikir sejenak), Baiklah, jika begitu lebih baik kamu pergi jauh dari sini. aku dan tentara ku akan mengulur waktu, tolong jaga keluarga ku juga.
Nuta : Baiklah, maafkan aku Ian.

Lalu Ian pun pergi meninggalkan Nuta yang tengah dilanda kebimbangan hati antara membantu Ian kerabatnya ataupun mematuhi peraturan bangsanya untuk tidak mencampuri urusan peperangan ini.

Dalam pelariannya, Nuta dan beberapa orang yang selamat dari desanya berlari kedalam hutan demi meloloskan diri dari bangsa Tabellarius yang kejam, beberapakali dirinya menengok ke dalam peperangan demi melihat kerabat dekatnya namun tidak dia temukan juga, akhirnya sesaat sebelum mereka masuk kedalam hutan dirinya melihat sesosok Pria pemberani yang melawan puluhan tentara Tabellarius, orang tersebut adalah Ian, kerabatnya. Namun tanpa disadari Ian ternyata ada yang membidik dirinya dengan sebuah panah.

Seperti gerakan lambat Nuta melihat panah tersebut menumbus tubuh kerabatnya, dan tanpa disadari dirinya tengah menerjang pasukan Tabellarius untuk menyelamatkan Kerabat dekatnya tersebut, ditengah medan perang yang tidak mengenai anak kecil dan orang dewasa, dimana bangsa Ordinarium dan bangsa Provisor berjuang untuk menaklukan kekejaman bangsa Tabellarius. Nuta memeluk kerabatnya yang tengah diujung nafasnya, dengan tersenyum Ian melihat dirinya yang berada di tengah medan perang.

Ian : Sepertinya kamu harus ikut berperang Nuta, bukan demi diriku, bukan demi bangsa kita, tapi demi dunia ini yang telah tumbuh busuk dalam peperangan yang tak pernah berakhir.
Nuta : Sudahlah, jangan berbicara lagi. Akan ku bawa dirimu ke tempat pengobatan untuk mengobati mu, Sudah ku katakan aku tak akan berperang.
Ian : Dirimu mungkin bisa berbohong pada ku, tapi coba katakan hal itu pada dirimu sendiri.

Dengan sisa nafas terakhir, dan kata-kata terakhir Ian melepaskan senyuman kepada kerabat dekatnya tersebut.

Entah kata-kata terakhir yang dilontarkan oleh Ian, atau hal lain, namun telah terjadi perubahan didalam diri Nuta, Dia yang dari dulu selalu dapat menutupi diri dengan sempurna. Sesakit apapun, seluka apapun, semenderita apapun dirinya selalu dapat menampilkan wajah biasa bahkan tersenyum namun saat ini raut mukanya menggambarkan kemarahan, kesedihan dan juga kemurkaan yang bahkan jika dilihat oleh bangsa Tabellarius sungguh menakutkan bagi mereka.

Seketika pasukan Tabellarius yang berdiri di sekeliling mereka menjauh dari Ian dan Nuta, kemarahan yang terpancar dari diri Nuta dapat dirasakan oleh pasukan Tabellarius, dengan pedang yang di genggam oleh Ian, Nuta membunuh semua pasukan Tabellarius yang menyerang desa mereka, hingga dirinya berlumuran darah segar dari pasukan bangsa Tabellarius. dan semua orang desa baik dari bangsa Ordinarium, Provisor bahkan bangsa Aspicientis sendiri hanya bisa terdiam dan terpanah dengan kemarahan Nuta.

(Cont)

Sabtu, 14 September 2013

Biarkan Ini yang berbicara






Tujuan akhir saya bukan untuk merusak namun untuk memperbaiki, :P
Saat perasaan itu datang tak pernah ku hindari, namun jika perasaan itu hanya menyakiti seseorang yang kita kenal lebih baik memendam perasaan tersebut.
:)

Pertentangan Dalam Diri Seorang Aspicientis

Pada dasarnya anak akan mengikuti peraturan dalam keluarganya dan mengikuti peraturan bangsa/suku yang mereka diami, namun dalam keseharian seorang anak akan melihat dunia luar dan memperoleh peraturan sendiri yang akan dia tetapkan dalam menghadapi kehidupannya kelak, saat dia dewasa nanti. Hal itulah yang sedang terjadi dalam seorang anak yang terlahir dalam suku Aspicientis, semakin dia berkembang semakin banyak yang dia lihat dalam kehidupan sekitarnya.

Saat dia kecil, dia selalu melihat ketidakadilan yang merusak masyarakat sekitarnya. dalam kehidupan itulah dia selalu melihat adanya ketidaksesuaian yang terjadi antara apa yang dia "lihat" dan dia saksikan oleh matanya sendiri, apa yang harus dilakukan dan apa yang harus terjadi tidak sesuai dengan yang seharusnya, hal tersebut dijelaskan padanya oleh orang-orang terpandang di bangsanya, karena tidak semua yang kita ketahui tidak harus diketahui oleh orang sekeliling dia, walau dia selalu menentang penjelasan yang dia dapatkan namun dia harus mematuhi peraturan yang telah mengikat bangsanya bahka sebelum dirinya lahir.

Beberapa kali dia harus merelakan kepergian teman-teman nya karena, peraturan yang mengikat dirinya dan bangsanya. Namun, dia tahu bahwa memang itu yang seharusnya terjadi, dan hal yang terbaik yang harus mereka jalani. ke sendirian dan kesepian menjalani kehidupan harus dia tanggung dari kecil, kepalsuan untuk memiliki seorang teman, sahabat dan seseorang yang peduli dengannya adalah hal biasa yang terjadi di dalam kehidupannya, saat dia melakukan suatu hal yang harus dilakukan walau hal tersebut malah membuat dia semakin terluka dan semakin menyendiri namun karena peraturan yang terus mengutuk dirinya dan bangsanya harus dia lakukan juga.

Suatu saat dia bertemu dengan seorang bangsa Ordinarium, dia berkenalan dengannya. Seseorang yang keras kepala namun merasa semua hal dia ketahui. Ian, seorang Ordinarium yang merasa bahwa dirinya mengetahui banyak hal, sering menceritakan kehebatan kaka, dan keluarganya dalam menaklukan bangsa Tabellarius, namun Ian sendiri tidak mengetahui keterlibatan bangsa Provisor. Karena memang untuk anak-anak seumuran mereka tidak pernah di beberkan keterlibatan bangsa Provisor dalam membantu bangsa Ordinarium untuk melawan bangsa Tabellarius.

Setiap mereka bertemu Ian selalu menceritakan kegagahan kaka, dan keluarganya dalam melawan bangsa Tabellarius, namun sebagai bangsa Aspicientis dia, tidak diperbolehkan memberitahukan kebenaran yang ada, dia hanya tersenyum dan berpura-pura mengagumi kehebatan dari kaka, dan keluarga Ian, tanpa sekalipun dia mengatakan kebenarannya pada Ian. Namun beberapa tahun kemudian setelah mereka beranjak dewasa Ian ingin menjadi bagian pasukan untuk melawan bangsa Tabellarius  serta mengajak dirinya untuk masuk kedalam pasukan tersebut. Dengan dalih harus membantu ibunya dan keluarganya menjalani kehidupan ini dirinya menolak dengan halus permintaan Ian untuk bergabung dengan pasukan tersebut.

Setelah mengantarkan Ian untuk bergabung dengan pasukan elit carnifex, dirinya langsung menghampiri ayahnya.

"Ayah, kenapa aku tidak boleh bergabung dengan pasukan Carnifex, bukankan dengan kekuatan yang ku punya aku dapat membantu temanku Ian?"
Ayah: "Anakku, kita sebagai bangsa Aspicientis, memang mempunyai kekuatan untuk melawan bangsa Tabellarius. Namun, apakah dirimu masih ingat, bahwa kita tidak boleh mencampuri urusan peperangan ini. Karena kita sendiri hanya penjaga bukan Pasukan."
"Namun, bukannya itu tidak adil? kita mempunyai kekuatan untuk melawan bangsa Tabellarius, namun tidak kita gunakan. Bukannya kita di minta untuk melakukan kebaikan, bukankah melawan bangsa Tabellarius adalah untuk kebaikan semua bangsa juga, Ayah?"
Dengan tersenyum sang Ayah hanya menjawab : "Suatu saat kamu akan mengerti kenapa kita lakukan hal ini nak!"

(Cont)

Jumat, 13 September 2013

Sejarah Peperangan Yang Tak Akan Pernah Dimenangkan Namun Pantas Untuk Diperjuangkan

Dalam dunia ini terbagi dari beberapa bangsa yang mendiaminya, namun tak satu bangsa yang hanya dapat melihat dan memperhatikan tanpa boleh berbuat apapun walau hal itu dapat menyelamatkan sebuah nyawa sekalipun.

Dalam dunia ini ada kehidupan dimana kita harus melihat dan memperhatikan tanpa mencampuri urusan tersebut, bangsa Ordinarium adalah bangsa dimana manusia hidup dengan apa yang mereka lihat tanpa mengetahui hal-hal yang diluar hal tersebut, bangsa ini selalu melihat dan mengakui bahwa mereka adalah bangsa terhebat penghuni dunia ini, dan menganggap bahwa bangsa lain lebih rendah dari mereka. dan tidak pernah menganggap bangsa lain adalah bangsa yang sejajar dengan mereka.

Dalam kehidupan bangsa Ordinarium selalu didampingi oleh bangsa Provisor Locus, yang selalu mereka cari jika memang menghadapi masalah dengan bangsa Tabellarius Clades, dimana Bangsa Provisor selalu berperang baik dalam diam maupun dalam perang fisik dengan bangsa Tabellarius. Namun sebenarnya peperangan tersebut bukanlah peperangan bangsa Provisor dengan Tabellarius, namun bangsa Ordinarium dengan bangsa Tabellarius lah yang sebenarnya berseteru panjang. Dalam peperangan panjang tersebut para tetua bangsa Ordinarium meminta bantuan dari bangsa Provisor untuk memenangkan peperangan ini, akhirnya dalam kehidupan ini bangsa Ordinarium dan bangsa Provisor berdampingan untuk menghadapi kekejaman bangsa Tabellarius.

Awalnya sebelum menemui bangsa Provisor bangsa Ordinarium menemui bangsa Aspicientis, namun dikarenakan peraturan bangsa Aspicientis yang tidak diperbolehkan mencampuri urusan duniawi maka, dengan berat hati bangsa Aspicientis menolak permintaan bangsa Ordinarium. Bangsa Aspicientis sebenarnya sudah pernah membantu bangsa Ordinarium jauh sebelum masa-masa sekarang, namun ternyata hal tersebut membuat keseimbangan alam goyah, dari hal tersebut bangsa Aspicientis menarik semua penduduknya untuk tidak mencampuri peperangan antara bangsa Ordianarium serta Provisor dengan bangsa Tabellarius. Memang terlihat bahwa bangsa Aspicientis adalah bangsa yang kejam namun ada hal yang harus mereka bayar jika mereka membantu salah satu dari bangsa yang berperang.

Dikarenakan hal tersebut maka bangsa Aspicientis adalah bangsa yang menyendiri, dan hanya dapat memberikan pilihan bukan petunjuk, mereka selalu hidup dalam kesendirian. tanpa mengharapkan ada seseorang di samping dirinya. Namun sama seperti manusia yang lain yang terlalu lama dalam kesendirian ada kalanya bangsa Aspicientis menginginkan seseorang di sampingnya dalam menjalani kehidupan di dunia ini, mereka menginginkan seseorang yang dapat mereka bagi apa yang mereka ketahui. Hingga suatu saat seorang anak dari Aspicientis mencoba untuk melawan aturan yang telah dibuat oleh bangsanya. Mencoba membuka diri pada dunia, mencoba membuka diri pada orang-orang di sekelilingnya. (cont)

Jumat, 06 September 2013

Awalnya Mau Ngasih Wejangan, Tapii.....

Ehm, susah sih mau nulis ini, tapi ya dari pada ditahan terus inspirasi macet lagi. tulis aja deh.
Sebelumnya saya meminta maaf untuk orang-orang yang terseinggung dengan tulisan yang saya buat, baik dari awal maupun hingga nanti.
Apa yang saya tuliskan saat ini tidak berhubungan dengan orang-orang yang berkendala dengan saya, (kalo saya sendiri sih ga pernah berkendala sama orang lain :P ), namun karena ditakutkan akan terjadi hal-hal yang diinginkan, upsss.maksudnya tidak diinginkan lebih baik tolong jangan diambil hati jika ada kata-kata atau tulisan saya yang menyinggung atau membakar api kemarahan yang baca ya :)

Oke. let's i write.

Ok let's begin. kalian pernah ngerasain ga sih punya kenalan, teman, sahabat, yang tiba-tiba dateng ke diri kalian dengan nangis-nangis (lebay ya?) terus bilang jika dia ada masalah entah sama keluarganya, temannya, pacarnya, atau sama gebetannya (Amazing).

Apa yang akan kalian lakukan pertama kali, ya mungkin dengan wajah nonsen banyak dari kalian yang akan menutup telepon dengan muka devil (huahahahaha, #ketawa #jahat), Ups, maaf setannya keluar. Ya namun kenyataannya banyak dari kita yang akan menenangkannya dan meminta dia menceritakan satu-persatu masalah yang dia hadapi.

Awalnya mungkin kita hanya niat membantu permasalahan yang dia hadapi, mungkin bagi orang yang sudah mempunyai pasangan akan sedikit susah untuk berusaha membantu namun tidak berarti bagi orang yang jomblo gampang-gampang saja membantu.

Coba pikirkan jika temanmu, membicarakan pacarnya dimana saat kau memberikan masukan-masukan (Sok) dewasa kalian kepada dirinya, tapi pernahkah kalian menyadari bahwa lama-lama jika kalian dekat dengan seseorang perasaan yang awalnya hanya niat membantu seseorang dapat berubah menjadi perasaan yang tidak ingin melihat dia terluka dan ingin membahagiakannya (walau masih dalam batas teman).

Mungkin satu atau dua kali kalian jalan bareng untuk membicarakan permasalahnnya, kalian berbincang bagaimana untuk bisa kembali berhubungan baik dengan sang kekasih hati, tapi lama-lama kalian merasakan sakit yang bukan secara fisik tapi kalian merasakan perih walau tak teriris setiap kali kalian mendengar dia membicarakan pacarnya?

Congratulation, kalian sudah memasuki tahap perasaan nyaman yang tak ingin ditinggalkan olehnya, dan ingin selalu bersama dirinya. Ya perasaan "suka", "sayang", "cinta" apapun namanya, perasaan itu telah mulai meracuni diri kalian sendiri, telah menyebarkan poison yang membuat kalian lupa bahwa yang kalian bantu adalah seorang teman yang memerlukan bantuan. Mungkin malah pacarnya adalah teman kalian sendiri!!

That so complicated, ya. Di satu sisi kalian tau tidak mungkin menghianati pertemanan seperti ini, tapi dilain sisi kalian sadar bahwa kalian telah jatuh hati pada sesosok orang yang ada dihadapan kalian. Apa yang harus kalian lakukan?

Hanya satu saran saya, lakukan apa yang menurut kalian benar. Apapun itu itu adalah keputusan terbaik, walau saya tidak mengetahui apa yang kalian putuskan. (Benar?)

Pilihannya hanya ada dua, kamu membohongi hati mu dengan melepaskannya, atau menghianati pertemanan kalian dengan merebutnya?

Bagi ku, Pilihan pertama lebih terlihat baik, bukan karena aku takut bersaing dengannya. tapi karena 1 alasan yang ku anggap itu adalah pilihan terbaik yang ku pilih. dan konsekuensi yang ku pilih ternyata membuat aku harus tidak bertemu lagi dengannya bahkan tak ber bicara lagi dengannya.

Tapi itu adalah pilihan yang ku buat, jadi jika kmu membaca tulisan ini. maaf jika selama ini aku tidak pernah membalas ataupun hanya membalas sekedarnya saja, bagaimanapun kamu telah menapakkan kaki mu ke dunia ku, dan sekali seseorang datang ke dunia ku akan susah ku hilangkan jejak itu (kok jadi curhat ya?)

Satu hal, kamu juga sudah memilih. Jadi jalani pilihan kamu sendiri, jika memang kita harus berpisah maka kita akan berpisah. Yang lebih penting apapun pilihannya hadapi dan tetap teguh menghadapi pilihan yang ada.

So jika kamu baca tulisan ini, untuk saat ini lebih baik kamu fokus dengan apa yang kamu pilih, dan jalani apa yang kamu pilih. Tidak perlu melihat diri ku, tidak perlu memikirkan diriku. Karena sesungguhnya, aku hanya seseorang yang melintas dalam kehidupan kamu.

For my friend, i will you read my this write.

Pilihan yang lau ambil adalah yang lau mau, so ga perlu hanya ngawasin tingkah laku diri ku. karena sebandelnya iblis dan setan dalam diri ini, masih bisa ku redam. karena setan dan iblis diluar lebih berbahaya dari pada saya. Hahahahahah (Ketawa jahat). So, kan saya dah bilang. Saya tak akan merebut dia dari tangan mu, jadi ga perlu melakukan sesuatu hal yang menurut saya sia-sia.

:)

Saya hidup sendiri, dan kesendirian saya yang membuat diri ini mampu menghalau sisi jahat dalam diri.

Semoga paham ya.

~Risnuta~

Senin, 02 September 2013

Makanan Pereda Nyeri Sendi

Kembali lagi nulis ahh, untuk saat ini cuman mau ngasih info yang aku dapatkan saja ya.

Ehmm,.,.ada yang pernah ngerasa nyeri ga sih, saat sudah berlama-lama duduk, atau dari kegiatan berat lainnya. Ternyata setelah Berselancar di Dunia Maya, saya mendapatkan makanan yang dapat meredakan Nyeri pada sendi loh.

Pertama : Rempah.
Ya sebagai Kepulauan Indonesia yang banyak rempah-rempah disegala penjuru Indonesia (lebay ga sih), ternyata rempah sendiri berkhasiat bisa mengurangi nyeri pada sendi loh. untuk rempah sendiri yang dianjurkan adalah bawang putih dan juga jahe, namun cengkeh dan juga kayu manis juga bisa untuk mengurangi rasa nyeri pada sendi.

Ke-Dua : kacang
ya, kacang. tapi tidak asalah kacang, kacang yang dimaksud adalah kacang mete, Kenari, Pithacio, Biji bunga matahari, Biji Wijen, Dan biji Rami. Karena lemak yang terkandung didalamnya memberikan pelumas dan nutrisi pada sendi-sendi. Namun ada baiknya juga saat memasak menggunakan minya Zaitun murni ya.

Ke-Tiga : Vitamin dan Suplemen
Nah untuk yang Ketiga atau terakhir, kita juga bisa meminum Suplemen Vitamin 12 Dan juga Vitamin D

Disarankan juga untuk menghindari konsumsi Tomat, Lemon, Produk Susu olahan dan Juga Gandum secara berlebihan, makanan ini juga dibutuhkan untuk mengurangi nyeri pada sendi namun pastikan untuk mengkonsumsi dengan takaran yang tepat ya.

Yup's semoga info kali ini bermanfaat bagi yang mengunjungi Blog saya.

Link:


~Risnuta~

Game

Ada yang pernah maenin game ini ga sih, sebenarnya w penasarn sama akhir game tersebut, tapi w ga pernah bisa menemukan ujung perjalanan dari game ini.

Dan yang lebih anehnya kok tuh pengejar kita bisa tiba2 ada dibelakang saat.kita ke pentok ataupun jatuh.

eEhm,,,sebenrnya rnak sih maenin game ini, tapi kadang2 bikin kesel sendiri juga karena ga menang2.

hahahahahaha,,,,kali ini cuman pengen nulis tentang game ini aja sih, besok2 mau hikin cerita lagi ahh, dah lama ga bikin cerita.

see u jika masih ada kesmpatan.
:*

~Risnuta~

Minggu, 01 September 2013

Dimana Kamu


Yups, sebuah kata yang terlintas di pikiran dan hati ini "KANGEN" , tapi bukan kangen band ya, xixixixi

Saat ini memang sedang merindukan sesuatu (bukan seseorang loh), sesuatu yang sudah lama hilang dari kehidupan ini, entah kenapa ku melupakan hal itu, "kangen" hanya kata itu yang bisa menjelaskan hal yang ku rasakan saat ini.

Dan hingga saat ku tuliskan ini masih terasa rasa rindu yang mendalam untuk sesuatu itu, namun yang bisa membuat ku terpanah adalah hal itu tidak dapat ku ingat, ya mungkin membingungkan namun itulah yang kurasakan saat ini.

Aku merindukan sesuatu yang entah kemana, dan entah apa yang ku rindukan. Aku mencari diriku yang lain, dia telah hilang dalam diriku, dia hilang dalam hidupku. Aku mengingkannya dirinya. Rizal~Risnuta~Rizurta entah kemana keberadaan kalian saat ini. Diriku saat ini (~Risnuta) sedang menginginkan kalian hadir kembali dalam hidupku, kenangan kalian, kehidupan kalian, ketenangan kalian, emosi kalian, ketidak puasan kalian, kebodohan kalian, keegoisan kalian, kekurangan kalian, kelebihan kalian.

Entah kenapa Aku merindukan hal2 itu semua.
Ku kan mencari kalian, semoga ketemu ya :)

~Risnuta~

Agar Tak Salah Faham :)


Aku menginginkan hal seperti yang ada di gambar tersebut, ku ingin orang lain melihat diriku apa adanya bukan adanya apa, yang kalian lihat adalah hal terluar yang paling luar dalam diriku. aku tidak sesempurna yang kalian lihat. aku tidak sebaik yang kalian fikirkan.

Kadang aku muak dengan anggapan orang seperti itu, dan percaya atau tidak aku tidak pernah menikmati anggapan itu. Kalian menganggap diriku baik-baik saja,  ya memang itu yang ku perlihatkan. karena ku belum menemukan seseorang yang bisa ku bagi kehidupan ini seutuhnya. saat ku percaya ada seseorang diluar sana ternyata ku salah. Dirimu bukan seseorang yang harus ku bagiku kisah hidupku yang kelam ini.

Ku sebenarnya muak dengan kehidupan yang kujalani ini, ku ingin menemukan seseorang yang benar-benar bisa ku bagi kekalutan hati ini. namun pada saat ku membuka jalan ternyata jalan itu tertutup oleh seseorang atau sesuatu hal.

Vivin, dirimu bilang ku selalu tertutup kepada siapa pun dan tidak pernah membicarakan apa yang kurasakan dan apa yang menimpa diriku, ya memang ku lakukan semua itu karena belum menemukan seseorang yang tepat yang bisa ku ceritakan apa yang ku alami. Dirimu memaksa aku harus menceritakan padamu karena apapun masalah mu, kamu bisa ceritakan padaku. Tapi maaf, tak ada seorang pun sampai saat ini yang belum bisa ku katakan apa yang terpendam dihati ini.

Sri, Kamu bilang aku tertutup. Ya maafkan karena sifat aku yang satu itu. Bukan karena aku tak percaya padamu untuk mempercayakan apa yang ku alami dan apa yang kurasakan, tapi ku merasa belum waktunya ku mengatakan padamu. Dan sekarang ku rasa tak akan pernah kita bisa ngobrol seperti dulu karena dirimu akan menikah, ku tak ingin calon suami mu salah paham tentang kedekatan kita.

Ryu ku kira kamu orang terakhir yang dapat ku temukan, ternyata cowo mu beranggapan lain. Tolong bilang padanya, diriku tidak akan merebut dirimu dari sisinya karena memang aku ternyata bukan untukmu. Bilang padanya, tidak perlu mengedepankan emosi karena kedewasaan dia yang ku lihat pertama kali sudah mulai tertutup jika emosi itu membesar kembali. Semoga bahagia dengannya ya. Jangan lupa kalo mau nikahan undangannya.

Yup's, seperti hanya ini yang ingin ku tulis saat ini. Kalian adalah seseorang yang istimewa di hati dan pikiran ku, namun katakan pada Cowo dan Suami kalian. Bilang pada mereka jangan takut ku akan merebut kalian, karena tidak pernah terlintas dalam benak ku untuk merebut kalian dari tangan mereka.

~Risnuta~
~Kesendirian Yang Membuatku Kuat Menjalani Kehidupan Ini~