Jumat, 06 September 2013

Awalnya Mau Ngasih Wejangan, Tapii.....

Ehm, susah sih mau nulis ini, tapi ya dari pada ditahan terus inspirasi macet lagi. tulis aja deh.
Sebelumnya saya meminta maaf untuk orang-orang yang terseinggung dengan tulisan yang saya buat, baik dari awal maupun hingga nanti.
Apa yang saya tuliskan saat ini tidak berhubungan dengan orang-orang yang berkendala dengan saya, (kalo saya sendiri sih ga pernah berkendala sama orang lain :P ), namun karena ditakutkan akan terjadi hal-hal yang diinginkan, upsss.maksudnya tidak diinginkan lebih baik tolong jangan diambil hati jika ada kata-kata atau tulisan saya yang menyinggung atau membakar api kemarahan yang baca ya :)

Oke. let's i write.

Ok let's begin. kalian pernah ngerasain ga sih punya kenalan, teman, sahabat, yang tiba-tiba dateng ke diri kalian dengan nangis-nangis (lebay ya?) terus bilang jika dia ada masalah entah sama keluarganya, temannya, pacarnya, atau sama gebetannya (Amazing).

Apa yang akan kalian lakukan pertama kali, ya mungkin dengan wajah nonsen banyak dari kalian yang akan menutup telepon dengan muka devil (huahahahaha, #ketawa #jahat), Ups, maaf setannya keluar. Ya namun kenyataannya banyak dari kita yang akan menenangkannya dan meminta dia menceritakan satu-persatu masalah yang dia hadapi.

Awalnya mungkin kita hanya niat membantu permasalahan yang dia hadapi, mungkin bagi orang yang sudah mempunyai pasangan akan sedikit susah untuk berusaha membantu namun tidak berarti bagi orang yang jomblo gampang-gampang saja membantu.

Coba pikirkan jika temanmu, membicarakan pacarnya dimana saat kau memberikan masukan-masukan (Sok) dewasa kalian kepada dirinya, tapi pernahkah kalian menyadari bahwa lama-lama jika kalian dekat dengan seseorang perasaan yang awalnya hanya niat membantu seseorang dapat berubah menjadi perasaan yang tidak ingin melihat dia terluka dan ingin membahagiakannya (walau masih dalam batas teman).

Mungkin satu atau dua kali kalian jalan bareng untuk membicarakan permasalahnnya, kalian berbincang bagaimana untuk bisa kembali berhubungan baik dengan sang kekasih hati, tapi lama-lama kalian merasakan sakit yang bukan secara fisik tapi kalian merasakan perih walau tak teriris setiap kali kalian mendengar dia membicarakan pacarnya?

Congratulation, kalian sudah memasuki tahap perasaan nyaman yang tak ingin ditinggalkan olehnya, dan ingin selalu bersama dirinya. Ya perasaan "suka", "sayang", "cinta" apapun namanya, perasaan itu telah mulai meracuni diri kalian sendiri, telah menyebarkan poison yang membuat kalian lupa bahwa yang kalian bantu adalah seorang teman yang memerlukan bantuan. Mungkin malah pacarnya adalah teman kalian sendiri!!

That so complicated, ya. Di satu sisi kalian tau tidak mungkin menghianati pertemanan seperti ini, tapi dilain sisi kalian sadar bahwa kalian telah jatuh hati pada sesosok orang yang ada dihadapan kalian. Apa yang harus kalian lakukan?

Hanya satu saran saya, lakukan apa yang menurut kalian benar. Apapun itu itu adalah keputusan terbaik, walau saya tidak mengetahui apa yang kalian putuskan. (Benar?)

Pilihannya hanya ada dua, kamu membohongi hati mu dengan melepaskannya, atau menghianati pertemanan kalian dengan merebutnya?

Bagi ku, Pilihan pertama lebih terlihat baik, bukan karena aku takut bersaing dengannya. tapi karena 1 alasan yang ku anggap itu adalah pilihan terbaik yang ku pilih. dan konsekuensi yang ku pilih ternyata membuat aku harus tidak bertemu lagi dengannya bahkan tak ber bicara lagi dengannya.

Tapi itu adalah pilihan yang ku buat, jadi jika kmu membaca tulisan ini. maaf jika selama ini aku tidak pernah membalas ataupun hanya membalas sekedarnya saja, bagaimanapun kamu telah menapakkan kaki mu ke dunia ku, dan sekali seseorang datang ke dunia ku akan susah ku hilangkan jejak itu (kok jadi curhat ya?)

Satu hal, kamu juga sudah memilih. Jadi jalani pilihan kamu sendiri, jika memang kita harus berpisah maka kita akan berpisah. Yang lebih penting apapun pilihannya hadapi dan tetap teguh menghadapi pilihan yang ada.

So jika kamu baca tulisan ini, untuk saat ini lebih baik kamu fokus dengan apa yang kamu pilih, dan jalani apa yang kamu pilih. Tidak perlu melihat diri ku, tidak perlu memikirkan diriku. Karena sesungguhnya, aku hanya seseorang yang melintas dalam kehidupan kamu.

For my friend, i will you read my this write.

Pilihan yang lau ambil adalah yang lau mau, so ga perlu hanya ngawasin tingkah laku diri ku. karena sebandelnya iblis dan setan dalam diri ini, masih bisa ku redam. karena setan dan iblis diluar lebih berbahaya dari pada saya. Hahahahahah (Ketawa jahat). So, kan saya dah bilang. Saya tak akan merebut dia dari tangan mu, jadi ga perlu melakukan sesuatu hal yang menurut saya sia-sia.

:)

Saya hidup sendiri, dan kesendirian saya yang membuat diri ini mampu menghalau sisi jahat dalam diri.

Semoga paham ya.

~Risnuta~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar