Peristiwa terakhir telah merubah kebulatan tekad Nuta untuk membantu bangsa Ordinarium guna melawan bangsa Tabellarius, Peraturan ketat yang telah turun-temurun di lakukan oleh bangsa Aspicientis telah dirusak oleh seseorang yang kehilangan Kerabat dekat. Banyak bangsa Ordinarium Menyebut peristiwa tersebut sebagai peristiwa "Cruenta Caede". Beberapa saat setelah peristiwa tersebut Nuta di panggil oleh Sesepuh bangsa Aspicientis untuk mem-pertanggungjawab-kan perbuatannya di hadapan petinggi bangsa Aspicientis. Nuta yang telah bertekad bulat untuk membantu bangsa Ordinarium berangkat ke negeri sebrang untuk memenuhi panggilan tersebut.
Tempat para petinggi memang jauh dari desa tempat Nuta berada, namun bagaimanapun jauhnya Nuta harus menghadari panggilan tersebut. Didalam perjalanan, Nuta didampingi oleh Ayahnya dan juga beberapa Petinggi Aspicientis dari tempat dia tingggal. Bangsa Ordinarium yang mengetahui Peristiwa "Cruenta Caede" hanya bisa melihat kepergian Nuta dengan sedih dan bangga, sedih karena seorang penolong mereka harus menghadapi hukuman karena telah menolong bangsa Ordinarium, dan bangga karena ada seorang bangsa Aspicientis yang terkenal kejam dan tidak perduli dengan keadaan sekitar telah membantu bangsanya dari kehancuran, dan berharap bangsa Aspicientis lain bisa membantu mereka juga.
Setelah kepergian Nuta dan beberapa petinggi dari desanya, bangsa Aspicientis yang lain juga meninggalkan desa tersebut, bukan karena mereka takut akan diincar oleh bangsa Tabellarius karena telah membunuh puluhan pasukan bangsa Tabellarius. Namun, mereka lakukan hal tersebut karena tidak ingin diminta tolong oleh bangsa Ordinarium dan Provisor untuk melawan bangsa Tabellarius, mereka tidak ingin dijadikan alat perang ketiga bangsa tersebut. Namun kepergian saudara-saudaranya tidak di ketahui oleh Nuta.
###
"Ayah, jika memang aku harus di hukum karena tindakan benar ku apakah itu tidak salah?"
" Nak, Ayah tidak tahu apa yang harus ayah katakan padamu, kita sebagai suatu bangsa telah terikat oleh peraturan yang dibuat oleh bangsa kita. Dan peraturan di buat untuk kebaikan dan kelangsungan suatu bangsa itu sendiri." Jawab sang Ayah.
"Walau peraturan tersebut merugikan bangsa lainnya?". Serang Nuta.
"Kamu akan tahu suatu saat, kamu akan mengerti kenapa bangsa kita mempunyai peraturan untuk tidak mencampuri urusan bangsa lain." Kata Sang Ayah dengan bijak.
Banyak pikiran yang berkecambuk didalam otak Nuta, namun tidak ingin dia sampaikan kepada sang Ayah, apalagi saat itu juga ada Petinggi bangsa Aspicientis yang menyertai mereka, dan pandangan mereka menunjukan ketidaksukaan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Nuta pada Ayahnya.
Dalam Perjalanan menuju Terra Officiales bangsa Aspicientis membutuhkan waktu kurang lebih seminggu dari desa tempat Nuta berada, hari pertama mereka melakukan perjalanan tidak banyak rintangan yang mereka lalui, mereka memilih jalan yang tidak melewati desa-desa tetangganya, walau perjalanan itu memakan waktu lebih panjang namun petinggi dari desa tempat Nuta berada berfikir bahwa ini adalah jalan terbaik, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Mereka berpendapat bahwa peristiwa "cruenta caede" sudah terdengar sampai ke desa sebrang, oleh sebab itu mereka ingin menghindari sebisa mungkin untuk tidak mengunjungi desa-desa tetangga sepanjang perjalanan mereka menuju Terra Officiales Bangsa Aspicientis.
Karena perbekalan yang mereka bawa dari desa sudah menipis, Petinggi yang bepergian bersama Nuta memutuskan untuk mampir dan menginap di desa berikutnya, guna melengkapi perbekalan mereka di perjalanan selanjutnya. Namun, sebelum sampai di desa tersebut mereka harus berpura-pura bahwa mereka pengembara. dan tidak boleh menyebutkan bahwa mereka dari desa páuperem Karena, ditakutkan akan di ketahui bahwa mereka bangsa Aspicientis yang sedang menuju Terra Officiales Bangsanya.
"Sesampainya kita didesa tersebut, kamu (sambil menunjuk Nuta) JANGAN berbuat apapun untuk membantu orang-orang dari desa tersebut. Bahkan jika memang bangsa Tabellarius datang dan membunuh seluruh isi desa, Mengerti?!" Ucap salah satu Petinggi.
Sebelum Nuta menjawab sang Ayah mengisyaratkan untuk mengikuti perkataan sang Petinggi tersebut. "Baiklah, Saya akan diam seperti Orang BODOH yang tidak PERDULI SIAPAPUN!" Ucap Nuta kemudian.
Kekesalah tersebut dilihat oleh Petinggi, namun mereka tidak membahasnya lebih lanjut, mereka mementingkan perjalanan ini. Dan ingin agar setelah semua ini selesai peraturan bangsanya sempurna kembali.
##
Setelah membeli beberapa perbekalan secukupnya mereka menuju mencari sebuah Losmen. Banyak losmen-losmen di desa tersebut yang sudah rusak karena peperangan dengan bangsa Tabellarius, namun akhirnya mereka menemukan juga sebuah losmen yang bisa dibilang layak untuk di tempai. Tidak begitu mewah namun juga tidak serusak losmen-losmen yang lain di desa tersebut. Setelah membayar untuk satu malam akhirnya mereka beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok harinya.
(Cont)
~Risnuta~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar